Home / Politics / USS Nimitz Hilang di Timur Tengah? AS Kirim Armada Rahasia!

USS Nimitz Hilang di Timur Tengah? AS Kirim Armada Rahasia!

Jakarta – Citra satelit terbaru mengungkapkan pergerakan signifikan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), di mana seluruh kapal perang telah meninggalkan pelabuhan utamanya di Bahrain. Dalam perkembangan yang menarik perhatian, kapal induk AS USS Nimitz (CVN-68), yang sebelumnya dilaporkan dalam perjalanan dari Laut Cina Selatan menuju Timur Tengah, kini mematikan transpondernya dan menghentikan transmisi informasi posisinya. Hal ini berdasarkan data dari sistem pelacakan kapal Marine Vessel Traffic.

Dikutip dari kantor berita Antara pada Rabu, 18 Juni 2025, pergerakan USS Nimitz ini merupakan bagian dari upaya Washington untuk memperkuat posisi pertahanan AS di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Berdasarkan koordinat terakhir yang tercatat pada 17 Juni pukul 02:03 GMT (09:03 WIB), kapal induk tersebut terdeteksi berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia, melaju dengan kecepatan 19 knot ke arah 313 derajat.

Meskipun sistem Marine Vessel Traffic tidak mencantumkan tujuan pasti dari USS Nimitz, arah pelayarannya mengindikasikan kuat bahwa kelompok tempur kapal induk ini sedang menuju Teluk Persia. Analisis citra satelit oleh para ahli sumber terbuka, termasuk Ian Ellis di platform X, lebih lanjut menunjukkan bahwa setidaknya satu kapal tempur pesisir, empat kapal penanggulangan ranjau, dan kapal pendukung operasi khusus M/V Ocean Trader saat ini beroperasi di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS (CENTCOM).

Penyebaran kekuatan ini juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara kepada RIA Novosti pada Selasa, 17 Juni 2025. Pejabat tersebut menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah menginstruksikan pemindahan kelompok tempur kapal induk USS Nimitz ke wilayah operasi CENTCOM, dengan tujuan utama untuk memperkuat pertahanan di Timur Tengah dan melindungi personel AS. Bersamaan dengan itu, seorang pejabat Pentagon menambahkan bahwa Angkatan Laut AS terus menjalankan misi di kawasan Mediterania Timur guna mendukung kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat.

Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan mengklaim bahwa wilayah udara Iran kini sepenuhnya berada di bawah kendali AS, meskipun mengakui bahwa Iran masih memiliki sistem pertahanan udara dan pelacak langit yang canggih. Untuk lebih memperkuat posisinya, Amerika Serikat juga telah mengerahkan tambahan jet tempur ke kawasan Timur Tengah, menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Mengutip seorang pejabat AS, Fox News melaporkan pada Selasa, 17 Juni 2025, bahwa Washington juga memperpanjang masa tugas bagi satuan udara yang sudah ada di wilayah tersebut. Pengerahan tambahan ini mencakup kekuatan udara defensif, termasuk jet tempur canggih seperti F-16, F-22, dan F-35.

Konflik Iran-Israel Makin Runyam

Situasi di Timur Tengah semakin memanas setelah jet tempur Israel melancarkan serangan udara ke puluhan target di Iran pada Kamis, 19 Juni 2025. Sasaran utama termasuk fasilitas di Natanz dan reaktor nuklir air berat Khondab (yang sebelumnya dikenal sebagai Arak). Israel mengklaim serangan tersebut berhasil dan mengenai sasaran secara tepat. Sebagai balasan, Iran menembakkan sejumlah rudal ke wilayah Israel. Meskipun beberapa rudal berhasil dihentikan oleh sistem pertahanan udara Israel, sebagian lainnya lolos dan menghantam berbagai lokasi, menyebabkan kerusakan pada enam bangunan, termasuk sebuah rumah sakit di wilayah selatan negara itu.

Salah satu serangan yang paling disorot adalah yang mengenai Pusat Medis Soroka di kota Beersheba, Israel selatan. Pemerintah Israel mengecam tindakan tersebut, menuding Iran telah melewati batas karena menyerang rumah sakit dan menyebabkan luka terhadap sedikitnya 240 orang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan para pemimpin Iran bahwa mereka akan membayar “harga yang mahal” atas serangan tersebut. Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengeluarkan ancaman keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dengan mengatakan bahwa “orang seperti itu tidak pantas hidup,” sebagaimana dikutip media Yedioth Ahronoth dan dilansir Al Jazeera.

Namun, kantor berita Iran IRNA membantah klaim Israel, menyebut bahwa target utama serangan mereka di Beersheba adalah markas besar intelijen militer Israel, yang letaknya berdekatan dengan Pusat Medis Soroka. IRNA menyatakan bahwa rumah sakit tersebut hanya mengalami kerusakan ringan akibat gelombang kejut dari ledakan rudal. Karena adanya pembatasan informasi yang ketat di Israel, rincian terkait fasilitas militer dan intelijen jarang diungkap ke publik. Media lokal Israel sendiri melaporkan bahwa bangunan yang terletak di sebelah rumah sakit digambarkan rentan mengalami kerusakan parah.

Komentator politik Israel Ori Goldberg, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, menyoroti bahwa pemerintah Israel menyoroti serangan terhadap rumah sakit sebagai bagian dari narasi bahwa Iran menyerang fasilitas sipil. Namun, ia juga mengakui adanya kompleksitas situasi, di mana Israel menempatkan instalasi militer di tengah-tengah wilayah sipil. “Perlu dicatat bahwa rumah sakit tersebut berdekatan dengan markas dan fasilitas yang sangat sensitif, karena Israel menempatkan instalasi militernya di dalam area perkotaan,” jelas Goldberg dari Tel Aviv. Al Jazeera juga mencatat bahwa Israel sebelumnya telah beberapa kali menyerang rumah sakit di Gaza, dengan alasan bahwa para pemimpin Hamas berlindung di dalamnya.

Menanggapi pernyataan keras dari para pejabat Israel, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyampaikan tanggapan lewat unggahan di platform X (dulu Twitter), menyebut ancaman-ancaman itu sebagai cerminan ketakutan. “Saya ingin menyampaikan kepada rakyat tercinta kita, jika musuh melihat kalian takut, mereka tidak akan berhenti menindas. Teruskan apa yang telah kalian lakukan hingga saat ini; lanjutkan dengan kekuatan,” ujarnya.

Sita Planasari dan Nurdin Saleh ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Citra Satelit Soroti Amerika Serikat Gerakkan USS Nimitz-dari Laut Cina Selatan ke Teluk Persia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *