Home / Finance / Saham Lapis Dua Naik Daun: Rekomendasi Saham Potensial 2024

Saham Lapis Dua Naik Daun: Rekomendasi Saham Potensial 2024

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah menunjukkan tren positif sejak Juni 2025, pertanyaan yang muncul di benak investor adalah: saham lapis dua mana yang menjanjikan keuntungan menarik? Di tengah dinamika pasar saham, sektor ini menjadi sorotan karena potensi pertumbuhannya.

Saham lapis dua, yang terdiri dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar menengah hingga kecil namun dengan likuiditas yang tinggi, tergabung dalam Indeks SMC Liquid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini menjadi barometer bagi kinerja saham-saham tersebut.

Data BEI per Selasa (11/6) menunjukkan bahwa Indeks SMC Liquid berada di level 310,358, menguat 1,8% secara year to date (ytd). Sebuah pencapaian yang patut diperhatikan, terutama jika dibandingkan dengan indeks LQ45 yang berisi saham-saham blue chip yang justru terkoreksi 1,96% ytd.

Oktavianus Audi, Analis sekaligus VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong penguatan indeks SMC Liquid. Salah satunya adalah kenaikan harga komoditas bahan baku, seperti emas, yang secara signifikan mendongkrak harga saham-saham terkait. Contohnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melonjak 115,08% ytd dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 38,08% ytd.

Selain itu, kinerja keuangan kuartal I-2025 yang solid juga menjadi penopang pergerakan indeks. Beberapa emiten mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan, seperti ANTM yang naik 794% yoy, BTPS naik 17,73% yoy, LSIP naik 45% yoy, TAPG naik 117% yoy, dan BIRD naik 42,8% yoy.

Audi menambahkan bahwa komposisi saham dalam indeks SMC Liquid didominasi oleh sektor barang baku dan energi. Kenaikan harga komoditas memberikan keuntungan langsung bagi sektor-sektor ini, menjadikan kinerja indeks SMC lebih kuat dibandingkan LQ45 yang banyak diisi saham sektor keuangan. Sektor keuangan saat ini menghadapi tantangan akibat perlambatan kinerja, tingginya suku bunga, dan meningkatnya biaya kredit.

Namun, Audi mengingatkan bahwa penguatan ini bersifat tematik dan pergerakannya masih dinamis. “Jika pada paruh kedua 2025 terdapat perkembangan seperti meredanya dampak kebijakan tarif AS, pemangkasan suku bunga, dan stabilitas ekonomi makro domestik, maka potensi rotasi sektor menuju saham-saham big caps yang menjadi konstituen LQ45 bisa kembali terjadi,” jelas Audi.

Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, sependapat bahwa kinerja indeks SMC Liquid yang lebih unggul dari LQ45 dalam beberapa waktu terakhir adalah hal yang wajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya saham dalam indeks SMC Liquid yang berasal dari sektor-sektor yang tengah mengalami pemulihan harga sejak awal tahun, seperti energi, properti, dan barang konsumsi.

“Secara sektoral, saham yang berkaitan dengan energi dan bahan baku, saya rasa masih akan mendominasi pergerakan positif dalam jangka pendek. Ini seiring dengan tren harga komoditas yang mulai stabil dan rotasi sektor dari big caps ke second liners yang lebih atraktif dari sisi valuasi dan momentum,” kata Ekky.

Angga Septianus, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menambahkan bahwa penguatan IHSG secara keseluruhan juga turut mendorong kenaikan indeks SMC Liquid, mengingat mayoritas konstituen indeks ini adalah saham-saham lapis dua. Menurutnya, penguatan tersebut didukung oleh meredanya ketegangan dagang antara AS dan China serta membaiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Penurunan suku bunga Bank Indonesia di tengah penguatan rupiah juga menjadi penopang indeks,” jelas Angga.

Ekky memperkirakan bahwa indeks IDX SMC Liquid masih berpeluang melanjutkan tren penguatan hingga akhir tahun, terutama jika sentimen positif terhadap sektor energi, properti, dan konsumer tetap terjaga. Sementara itu, indeks LQ45 diperkirakan baru akan menunjukkan pemulihan signifikan apabila ketidakpastian global mereda, sehingga investor mulai kembali melirik saham-saham big caps yang saat ini masih diperdagangkan di bawah valuasi wajarnya.

Rekomendasi Saham

Lantas, saham apa saja yang direkomendasikan para analis?

Audi merekomendasikan buy saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan target harga masing-masing Rp 2.200 dan Rp 1.940. Ia juga menyarankan trading buy saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) pada level target harga masing-masing di Rp 2.600 dan Rp 515.

Sementara itu, Ekky menyarankan investor untuk melirik PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) sebagai strategi trading jangka pendek. Jika berhasil breakout di level Rp 500, saham ini berpotensi menuju Rp 530 dan kemudian Rp 580 sebagai target swing.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) juga dinilai menarik meskipun telah memasuki masa ex-date dividen, dengan tren bullish yang berpeluang berlanjut menuju target Rp 3.500.

Untuk sektor energi, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dipandang masih berada dalam tren strong bullish dengan target di Rp 1.440.

Adapun saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) mulai menunjukkan pembalikan arah, dengan target terdekat di Rp 2.000 dan potensi lanjutan ke Rp 2.400 hingga Rp 2.700.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *