muthafuckingamers.com – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menukik tajam pada perdagangan Kamis (19/6), anjlok ke bawah level psikologis 7.000. IHSG menutup hari di posisi 6.968,64, terkoreksi signifikan sebesar 1,96% atau setara 138,15 poin dari penutupan hari sebelumnya.
Penurunan IHSG yang cukup dalam ini tidak terlepas dari tekanan kuat akibat eskalasi konflik geopolitik Iran-Israel yang kian memanas, ditambah dengan potensi besar keterlibatan Amerika Serikat (AS) di dalamnya. Situasi di Timur Tengah ini menjadi perhatian utama pasar global.
Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG ini utamanya dipicu oleh ketegangan geopolitik tersebut. “Pasar mengantisipasi AS ikut bermain dalam perang antara Israel dengan Iran. Kalau sampai AS terlibat langsung, berarti eskalasi perang akan meningkat,” terang Nico kepada Kontan pada Kamis (19/6).
Selain faktor geopolitik, keputusan The Fed untuk menahan suku bunga acuan juga tidak cukup kuat untuk memicu sentimen risk on di pasar Indonesia, sebagai salah satu negara emerging market. Hal ini disebabkan langkah The Fed tersebut bukan serta-merta menjadi sinyal positif bagi kondisi fundamental AS, mengingat proyeksi tingkat pengangguran yang diperkirakan naik menjadi 4,5% dari 4,2% saat ini.
“Memang betul unnatural employment rate itu sebetulnya berada di rentang 4,5% – 5%. Tapi dengan tingkat 4,2% saat ini, artinya ada kemungkinan bahwa pengangguran akan mengalami kenaikan,” papar Nico lebih lanjut, menyoroti kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS.
IHSG Anjlok ke Bawah Level 7.000, Simak Proyeksinya Jumat (20/6)
Nico menambahkan, potensi peningkatan inflasi juga masih terbuka lebar, terutama akibat kebijakan tarif yang belum menemui titik terang kejelasan. Kondisi ini, selain menahan efek positif dari penahanan suku bunga The Fed, juga turut memperkuat sentimen risk-off di pasar domestik.
Untuk jangka pendek, Nico memprediksi pekan ini akan menjadi momen krusial, bergantung pada kepastian keterlibatan AS dalam konflik Iran-Israel. Jika negara adidaya tersebut benar-benar turut terjun langsung, IHSG dikhawatirkan akan semakin terperosok. Prediksinya, IHSG akan bergerak dalam rentang 6.920–7.000 sepanjang pekan ini.
Meskipun demikian, Nico tetap optimistis terhadap pergerakan IHSG hingga akhir tahun. Ia memproyeksikan IHSG masih berpotensi menguat dalam rentang 7.640–7.920. Menurutnya, pendorong utama kenaikan ini akan datang dari faktor domestik, dengan harapan program-program unggulan pemerintah dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif bagi pasar saham.
Asing Banyak Tadah Saham-Saham Ini di Tengah Koreksi Tajam IHSG, Kamis (19/6)