muthafuckingamers.com – , Banyuwangi – Gunung Raung erupsi kembali pada Sabtu sore, 14 Juni 2025, dengan kolom letusan teramati mencapai ketinggian 1.500 meter di atas puncak. Peristiwa ini menambah daftar aktivitas vulkanik Gunung Raung yang terus dipantau intensif.
Mukijo, Petugas Pos Pengamatan Gunung Raung yang berlokasi di Kampung Mangaran, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melaporkan bahwa erupsi terjadi tepat pukul 16.53 WIB. Menurut laporan tertulisnya, kolom abu yang terbentuk berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal, bergerak dominan ke arah barat daya dan barat.
Hingga berita ini diturunkan, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa status aktivitas vulkanik Raung masih berada di Level II atau Waspada. Sejalan dengan status ini, PVMBG mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat dan pengunjung. Mereka diimbau untuk tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dalam radius 3 kilometer, tidak menuruni kaldera, serta tidak bermalam di kawasan kawah demi keselamatan bersama.
Hasil pengamatan kegempaan dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu dini hari menunjukkan adanya serangkaian aktivitas seismik. Tercatat 5 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 4-5 mm dan durasi 36-52 detik. Selain itu, seismograf di pos pengamatan Gunung Raung juga merekam 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 32 mm, S-P 5.5 detik, dan durasi 72 detik. Aktivitas tektonik jauh juga terpantau sebanyak 3 kali, dengan amplitudo 6-32 mm, S-P 14-39 detik, dan durasi 55-165 detik. Sebuah gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-5 mm, dominan 1 mm, turut terdeteksi.
Gunung Raung sendiri telah menunjukkan peningkatan erupsi sejak Jumat malam, 13 Juni 2025, yang berlanjut hingga Sabtu pagi, 14 Juni 2025, dengan ketinggian kolom letusan mencapai 1.000 meter di atas puncak. Hal ini menandakan keberlanjutan aktivitas Gunung Raung dalam beberapa hari terakhir.
Terkait rangkaian erupsi di Gunung Raung, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa aktivitas kegempaan Raung didominasi oleh Gempa Erupsi/Letusan. Jumlah kejadian gempa ini tercatat sebanyak 16 kali dalam periode 7-11 Juni 2025. Wafid menambahkan bahwa pengamatan energi gempa menunjukkan pola fluktuatif dan cenderung naik pada 12 Juni 2025, meskipun tidak bersifat gradual.
Lebih lanjut, Wafid menduga lontaran abu berkaitan erat dengan pelepasan fluida, seperti gas, cairan, dan padatan batuan, akibat erupsi yang bersumber dari kedalaman relatif dangkal. Analisis ini diperkuat oleh fakta tidak terekamnya kejadian Gempa Vulkanik Dalam dalam periode yang sama. Material erupsi Gunung Raung dari 5 hingga 12 Juni 2025 didominasi oleh batuan berukuran abu, dan sebarannya sebagian besar terbatas di sekitar kawah sehingga tidak menimbulkan perubahan ancaman bahaya yang signifikan.