Home / Politics / Prabowo di SPIEF Rusia: Pidato & Tanya Jawab Penting

Prabowo di SPIEF Rusia: Pidato & Tanya Jawab Penting

muthafuckingamers.com – , Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menjadi salah satu pembicara utama dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia. Kehadirannya dalam forum bergengsi yang sering disebut “Davos-nya Rusia” ini, atas undangan khusus Presiden Vladimir Putin, menempatkan Indonesia di panggung dunia. Pada sesi panel yang juga dihadiri oleh Presiden Putin, Pangeran Nasser bin Hamad Al-Khalifa dari Bahrain, Wakil Perdana Menteri Cina Ding Xuexiang, dan Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile, Presiden Prabowo menyampaikan berbagai hal penting mengenai capaian pemerintahannya, visi Indonesia di kancah internasional, dan komitmennya terhadap perdamaian dan rekonsiliasi.

Capaian Pemerintahan dan Visi Ekonomi

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo memaparkan sejumlah capaian signifikan dalam tujuh bulan kepemimpinannya. Ia menekankan peningkatan produksi beras dan jagung sebesar 50 persen, yang disebutnya sebagai peningkatan agregat terbesar dalam sejarah Indonesia. Cadangan beras pemerintah pun mencapai rekor 4,4 juta ton. Keberhasilan ini, menurut Presiden, merupakan buah dari berbagai upaya pemerintah, termasuk peningkatan efisiensi, pemberantasan korupsi, deregulasi, dan penyederhanaan regulasi yang menghambat efisiensi. Lebih lanjut, Presiden Prabowo melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester pertama tahun ini telah melampaui 5 persen, dengan proyeksi mendekati atau bahkan melebihi 7 persen hingga akhir tahun. Soal ketahanan pangan, Presiden optimistis swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu satu tahun, bahkan Indonesia diproyeksikan menjadi pengekspor beras dan jagung dalam beberapa tahun mendatang.

Keanggotaan BRICS dan NDB: Memperkuat Peran Indonesia di Global

Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Rusia atas dukungannya terhadap keanggotaan Indonesia dalam BRICS. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah China dan Afrika Selatan atas dukungan serupa, serta kepada mantan Presiden Brasil dan Presiden NDB, Dilma Vana Rousseff, atas dukungan Indonesia bergabung dengan New Development Bank (NDB). Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025, menjadi anggota ke-10 bersama Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Keanggotaan di NDB pun telah resmi diumumkan pada 25 Maret 2025, sebuah langkah strategis untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.

Rekonsiliasi Politik: Belajar dari Nelson Mandela

Dalam sesi tanya jawab, Presiden Prabowo berbagi kisah inspiratif mengenai rekonsiliasi politik, mencontohkan kerjasama dengan Muzakir Manaf, mantan pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang kini menjadi Gubernur Aceh. Ia menuturkan bahwa semangat rekonsiliasi ini terinspirasi oleh Nelson Mandela, yang berhasil mempersatukan negaranya pasca-apartheid. Kerjasama dengan Muzakir Manaf, yang dulunya berjuang melawan pemerintah selama lebih dari 25 tahun, menjadi bukti nyata komitmen Presiden Prabowo dalam membangun perdamaian dan persatuan bangsa.

Tetap Berpegang pada Prinsip Non-Blok

Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia pada prinsip non-blok dalam menghadapi kompleksitas geopolitik global. Ia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua negara, menghindari konfrontasi dan mengedepankan kolaborasi serta kerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama. Kehadirannya di SPIEF, menurut Presiden, bukanlah isyarat politik tertentu, melainkan komitmen terhadap undangan resmi dari pemerintah Rusia.

Menjaga Kepentingan Nasional di Tengah Hubungan Internasional

Menjawab pertanyaan mengenai reaksi Rusia terhadap serangan ke Iran, Presiden Prabowo menjelaskan bahwa persahabatan antar negara tidak berarti mengorbankan kepentingan nasional masing-masing. Ia menekankan bahwa setiap negara bertanggung jawab untuk membela dan melindungi kepentingan nasionalnya sendiri, sekaligus berupaya untuk menjalin kerjasama dan saling membantu antar negara.

Kesimpulan

Partisipasi Presiden Prabowo dalam SPIEF 2025 menandai peran aktif Indonesia di kancah internasional. Pidato dan sesi tanya jawabnya menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, rekonsiliasi, dan prinsip non-blok dalam politik luar negeri. Kehadirannya di forum tersebut juga menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berperan aktif dalam membangun perdamaian dan kemakmuran global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *