Jakarta – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah Iran melancarkan serangan balasan yang menargetkan wilayah Israel pada 18 Juni 2025. Serangan ini merupakan respons terhadap agresi Israel sebelumnya pada 13 Juni. Yang menarik, dalam serangan bertajuk “Operation True Promise 3” gelombang ke-12 ini, Iran untuk pertama kalinya menggunakan rudal balistik andalannya, Sejjil.
Menurut laporan Kantor Berita Iran IRNA, rudal Sejjil, yang merupakan rudal balistik dua tahap dengan jangkauan jauh, diluncurkan untuk menghantam Markas Besar Komando Pusat Tentara Israel untuk Komunikasi, Kontrol, dan Intelijen (C4I) yang berlokasi dekat dengan rumah sakit militer Soroka Medical Center di Beersheba. Serangan ini tentu saja meningkatkan eskalasi konflik, dan memicu ancaman balasan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Lantas, apa sebenarnya rudal Sejjil ini? Mengapa ia menjadi andalan Iran dalam melancarkan serangan balasan? Berikut adalah fakta-fakta penting mengenai rudal Sejjil yang perlu Anda ketahui:
1. Spesifikasi Rudal Sejjil: Monster Darat dari Iran
Sejjil, yang juga dikenal dengan nama Ashoura, adalah rudal balistik jarak menengah (MRBM) dua tahap berbahan bakar padat yang sepenuhnya dirancang dan diproduksi di dalam negeri oleh Iran. Dengan panjang mencapai 18 meter dan diameter 1,25 meter, bobot total rudal ini saat peluncuran mencapai 23.600 kilogram.
Mulai digunakan sejak tahun 2012, Sejjil mampu membawa hulu ledak tunggal seberat 700 kg dengan jangkauan mencapai 2.000 kilometer. Saat ini, rudal ini diyakini membawa hulu ledak peledak tinggi (High Explosive/HE). Namun, ada spekulasi bahwa Iran akan mempersenjatai rudal ini dengan hulu ledak nuklir jika mereka berhasil mengembangkannya.
2. Pengembangan Rudal Sejjil: Evolusi Teknologi Propelan Iran
Pengembangan rudal Sejjil diperkirakan dimulai pada akhir tahun 1990-an. Ia merupakan hasil pengembangan dari rudal-rudal Iran sebelumnya, terutama rudal jarak pendek Zelzal (SRBM). Meskipun memiliki ukuran, berat, dan jangkauan yang mirip dengan varian rudal Iran lainnya, Shahab-3, penggunaan bahan bakar padat menjadi peningkatan signifikan dibandingkan desain Shahab.
Penggunaan bahan bakar padat pada Sejjil adalah buah dari kemajuan teknologi propelan yang dicapai bersamaan dengan program Zelzal pada tahun 1990-an, yang diyakini mendapat bantuan dari China. Bahan bakar padat dipilih karena memungkinkan waktu peluncuran yang lebih cepat, sehingga memperkecil kemungkinan rudal hancur saat proses peluncuran. Namun, rudal berbahan bakar padat memiliki karakteristik kinerja tertentu yang membuatnya lebih sulit dikendalikan.
3. Sejarah Operasional Rudal Sejjil: Dari Uji Coba Hingga Operasi Sesungguhnya
Uji coba peluncuran pertama rudal Sejjil dilakukan pada tahun 2008, dengan rudal dilaporkan terbang sejauh 800 kilometer. Peluncuran kedua dilakukan pada Mei 2009 untuk menguji sistem pemandu dan navigasi yang telah ditingkatkan. Sejak tahun 2009, telah dilakukan empat uji coba penerbangan tambahan, dengan uji coba keenam meluncurkan rudal sejauh sekitar 1.900 kilometer ke arah Samudera Hindia.
Setelah tahun 2012, tidak ada lagi uji coba yang dilaporkan hingga akhirnya rudal ini kembali diluncurkan pada tahun 2021 sebagai bagian dari latihan militer “Great Prophet”. Dan puncaknya, pada 18 Juni 2025, rudal Sejjil digunakan dalam operasi militer yang sebenarnya, menandai babak baru dalam sejarah operasional rudal balistik kebanggaan Iran ini.
Pilihan Editor: Infrastruktur Energi Iran yang Jadi Target Serangan Israel