JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah mengesahkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 120 per lembar saham. Keputusan ini diambil dari total laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024, menandakan komitmen Bluebird dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya.
Direktur Utama Blue Bird, Adrianto (Andre) Djokosoetono, menyampaikan bahwa total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp 300,2 miliar. Angka ini merepresentasikan 51% dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk perseroan pada tahun buku 2024. Dividen akan dibagikan kepada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 2 Juli 2025, dengan pembayaran dijadwalkan pada 11 Juli 2025.
“Dividen tentunya naik ya, kalau tahun lalu kita bagikan Rp 91 per lembar saham ya, sekarang Rp 120 per saham. Jadi lumayan besar kenaikannya per lembar saham,” ungkap Andre dalam konferensi pers pada Kamis (19/6), menyoroti peningkatan signifikan dari nominal dividen per lembar saham dibandingkan tahun sebelumnya.
Archi Indonesia (ARCI) Temukan Cadangan Emas Baru, Simak Rekomendasi Analis
Selain pembagian dividen, RUPST juga menyetujui alokasi sisa laba bersih sebesar Rp284,9 miliar. Dana ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan serta mendukung kebutuhan belanja modal dan pengembangan strategis Bluebird sepanjang tahun 2025. Langkah ini menunjukkan strategi keuangan yang cermat untuk memastikan pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang.
Dalam agenda RUPST 2025 yang sama, perubahan penting juga disetujui dalam susunan anggota Dewan Komisaris. Noni Purnomo secara resmi diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama. Pengangkatan ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola perusahaan dan memberikan arah strategis yang lebih kokoh bagi Bluebird di masa mendatang.
Kinerja keuangan Bluebird pada tahun buku 2024 menunjukkan peningkatan yang solid. Perseroan berhasil mencatat pendapatan bersih sebesar Rp5 triliun, angka ini tumbuh 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih juga mencapai lebih dari Rp593 miliar, menandai peningkatan sebesar 28% dari tahun 2023. Indikator profitabilitas lainnya, EBITDA, turut naik menjadi lebih dari Rp1,2 triliun, atau meningkat 9% secara tahunan.
Peningkatan kinerja keuangan yang impresif ini didukung oleh langkah ekspansi dan optimalisasi operasional yang konsisten dijalankan oleh perseroan. Pada akhir tahun 2024, total armada Bluebird tercatat sekitar 24.200 unit yang tersebar di 20 kota, menunjukkan penambahan sekitar 1.200 unit dibandingkan tahun sebelumnya, memperluas jangkauan layanan Bluebird.
Sepanjang 2024, Bluebird terus memperkuat strategi transformasinya yang berlandaskan pada pendekatan 3M: multi-product, multi-channel, dan multi-payment. Inisiatif strategis ini mencakup peluncuran Cititrans Busline untuk mobilitas premium antarkota serta perluasan layanan Bus Rapid Transit (BRT) di Nusantara dan Medan. Selain itu, Bluebird juga meluncurkan MyBluebird Subscription Plan dan layanan Hourly Charter untuk memenuhi beragam kebutuhan pelanggan korporat maupun individu.
Melengkapi strategi tersebut, BIRD juga fokus pada integrasi pemesanan melalui aplikasi MyBluebird, WhatsApp, dan mitra ride-hailing, serta menyediakan kemudahan pembayaran lewat berbagai metode nontunai. Di sisi teknologi, Perseroan secara berkelanjutan mengembangkan sistem AI Mapping dan IoT. Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan armada, mempercepat waktu respons, serta mendorong efisiensi bahan bakar dan operasional secara menyeluruh,” tandas Adrianto Djokosoetono.
BRPT dan BREN Diyakini Fokus Gunakan Laba Bersih untuk Mendukung Ekspansi Bisnis