Home / Public Safety And Emergencies / SPMB Jakarta Chaos: Website Error, Orang Tua Stress!

SPMB Jakarta Chaos: Website Error, Orang Tua Stress!

muthafuckingamers.com – , Jakarta – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jakarta 2025, yang dimulai sejak 16 Juni, telah diwarnai berbagai kendala. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta baru membuka tiga jalur penerimaan: prestasi, afirmasi, dan mutasi. Jalur domisili akan dibuka pada akhir Juni. “Masyarakat yang belum diterima karena nilai, bisa mencoba jalur prestasi,” jelas Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah, pada Rabu, 18 Juni 2025.

Sejak hari pertama, permasalahan teknis dan antusiasme tinggi calon pendaftar mewarnai proses SPMB. Dari situs pendaftaran yang error hingga kebingungan orang tua dalam menggunakan sistem daring, berbagai tantangan muncul. Berikut uraian detailnya.

Gangguan Situs SPMB Jakarta di Hari Pertama

Hari pertama pendaftaran, akun Instagram Dinas Pendidikan DKI Jakarta dibanjiri keluhan orang tua mengenai situs SPMB yang mengalami error dan lamban. Banyak akun dilaporkan terlempar keluar. Dinas Pendidikan membenarkan hal ini, dengan Plt Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Sarjoko, menyatakan bahwa lebih dari 130.000 pendaftar dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK mengakses situs secara bersamaan pada pukul 11.00 WIB, menyebabkan lonjakan trafik yang mengakibatkan gangguan akses. “Kami memahami ketidaknyamanan yang dirasakan,” ujarnya pada Senin, 16 Juni 2025.

Petugas Posko Kelelahan Menghadapi Ratusan Keluhan

Petugas posko pengaduan SPMB 2025 kewalahan menghadapi lebih dari 200 keluhan setiap hari sejak 19 Mei 2025. Sunaryanto, salah satu petugas, menjelaskan bahwa sebagian besar keluhan berkaitan dengan perubahan data Kartu Keluarga (KK). Perubahan data seperti penambahan anggota keluarga atau perubahan alamat menyebabkan penolakan sistem karena ketidaksesuaian data.

Masalah Invaliditas Data Siswa

Selain kendala teknis, kesalahan input data oleh wali murid juga menjadi masalah besar. Kesalahan umum termasuk typo pada nama peserta, kesalahan tanggal lahir, dan bahkan kesalahan input Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sunaryanto menekankan bahwa kesalahan NIK sangat fatal, karena dapat berdampak pada calon pendaftar lain yang memiliki NIK yang sama.

Orang Tua Kewalahan dengan Sistem Daring

Fera (40 tahun), salah satu orang tua yang mengunjungi posko pengaduan di Jakarta Selatan pada 16 Juni 2025, menggambarkan kebingungannya menghadapi sistem daring. Ia baru membuat dan memverifikasi akun pada 14 Juni 2025, tepat sebelum batas akhir. Ia akhirnya mendapatkan bantuan dari petugas posko.

Suasana di posko pengaduan SPMB Jakarta Selatan pun ramai, dengan banyak orang tua mengantre untuk meminta bantuan terkait mekanisme pendaftaran dan verifikasi data.

JPPI Kritik Sosialisasi yang Minim

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyampaikan aduan serupa dan mengkritik minimnya sosialisasi. Ia mencatat masih banyak orang tua yang mengantre di sekolah sejak subuh, meskipun pendaftaran dilakukan secara daring. Ubaid memprediksi permasalahan seperti pungutan liar dan jual beli kursi akan tetap terjadi karena minimnya daya tampung sekolah negeri.

Pilihan editor: Pekerja Rumah Tangga Menagih Janji Prabowo Soal RUU PPRT
Pilihan editor: Reaksi Orang Tua di Tangerang Selatan Dapat Menu MBG Mentah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *