Home / Finance / IHSG Terjun Bebas! Sentimen Geopolitik Bikin Pasar Panik?

IHSG Terjun Bebas! Sentimen Geopolitik Bikin Pasar Panik?

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada sesi pertama perdagangan hari Jumat (13/6), memperpanjang tren penurunan selama tiga hari berturut-turut. Sentimen negatif ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global yang semakin memanas.

Menurut data Bloomberg, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,64% atau 46,249 poin, sehingga mencapai level 7.158,120.

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan tekanan yang melanda pasar saham global. Reuters melaporkan, situasi ini dipicu oleh serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada Jumat dini hari waktu setempat.

Ketegangan di Timur Tengah, wilayah yang dikenal sebagai produsen minyak utama dunia, mendorong para investor global untuk mencari perlindungan di aset-aset safe haven, seperti emas dan franc Swiss.

Akibatnya, harga minyak melonjak tajam. Brent crude naik sekitar $6 menjadi $75,36 per barel, sementara WTI terkerek $6,16 menjadi $74,20 per barel. Harga emas juga mengalami kenaikan signifikan, yaitu sebesar 1,5% menjadi $3.434 per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di $3.500 per ons yang dicapai pada bulan April lalu.

Kondisi bursa saham di Asia juga tak jauh berbeda. Nikkei Jepang turun 1,3%, Kospi Korea Selatan merosot 1,1%, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,8%.

Di pasar derivatif, futures indeks S&P 500 turun 1,7%, Nasdaq turun 1,8%, dan STOXX 50 Eropa terkoreksi 1,6%.

“Eskalasi geopolitik ini menambahkan lapisan ketidakpastian baru di tengah sentimen pasar yang sudah rapuh,” ungkap Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi di Saxo, seperti dikutip dari Reuters.

Chanana memperkirakan bahwa harga minyak dan aset lindung nilai akan terus mengalami kenaikan jika konflik terus memburuk.

Kondisi geopolitik semakin memanas setelah Israel menyatakan status darurat nasional, sebagai antisipasi terhadap serangan balasan dari Iran yang diperkirakan akan berupa rudal dan drone.

Militer Israel mengklaim telah menargetkan fasilitas nuklir dan ilmuwan Iran sebagai bagian dari serangan pencegahan.

Media pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, tewas dalam serangan tersebut.

Seorang pejabat pertahanan Israel menyebutkan bahwa beberapa anggota staf umum Iran dan ilmuwan nuklir senior juga kemungkinan menjadi korban tewas.

Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebut serangan itu sebagai tindakan unilateral Israel dan memperingatkan Iran agar tidak menargetkan kepentingan atau personel AS.

Ketegangan ini meningkat di tengah kebuntuan negosiasi nuklir antara AS dan Iran. Putaran pembicaraan keenam dijadwalkan berlangsung Minggu mendatang di Oman, menurut pejabat dari kedua negara dan mediator Oman.

Analis dari MooMoo, Jessica Amir, mencatat bahwa pasar saham global sudah berada pada titik jenuh setelah reli panjang sejak April. “Kondisi ini bisa menjadi pemicu koreksi lebih dalam di pasar ekuitas global,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *